02/01/2013 - 03/01/2013 - AGUNG POST NEWS

08 Februari 2013

SNMPTN 2013: Bagaimana Nasib Anak Pintar di SMA "Gurem"?


SNMPTN 2013 di awal kemunculannya telah disambut banyak pihak dengan respons yang berbeda-beda. Ada yang berbahagia karena sistem pendaftaranya yang gratis, ada juga yang bahagia karena tidak perlu repot-repot mengikuti SNMPTN jalur tulis yang memiliki bobot soal di atas rata-rata. Kebahagiaan ini kebanyakan dimiliki oleh para siswa di sekolah “top” di kawasan perkotaan. Pasalnya, sistem acuan utama menggunakan nilai rapor dalam pembobotan penerimaan dari PTN yang bersangkutan ternyata telah memiliki konversi-konversi tertentu untuk sekolah-sekolah yang dianggap memiliki tingkat prestise tinggi.

Melirik pada hasil penyeleksian jalur undangan SNMPTN 2012 yang tak jauh beda dengan sistem SNMPTN 2013 secara keseluruhan, sekolah-sekolah yang dianggap terpandang di kota-kota memiliki peluang sangat besar untuk lolos. PTN akan lebih memprioritaskan siswa-siswi yang berasal dari SMA terpandang daripada SMA “gurem”. Hal ini didasarkan pada kualitas dan cara pembobotan nilai rapor di setiap SMA yang berbeda-beda. Lalu, apakah dengan tingkat prestise SMA menjamin bahwa seluruh siswa yang bersekolah di SMA tersebut 100% lebih pintar dari siswa di sekolah lain? Bagaimana nasib SMA yang cukup bagus di kota-kota kecil, atau bahkan SMA kecil di pelosok kota?

Pada SNMPTN jalur undangan 2012, SMA “gurem” memiliki proporsi yang jauh lebih sedikit. Bahkan, dalam satu PTN hanya diterima satu siswa. Padahal, secara nyata siswa dari SMA “gurem” tersebut tidak selalu lebih tidak pintar dari siswa elite. Bisa jadi malah siswa SMA gurem tadi jauh lebih pintar dari siswa-siswi dari SMA terpandang yang dengan mulus lolos lewat jalur undangan. Tentu hal ini akan menjadi ketimpangan. Secara tidak langsung terjadi pergeseran yang memperkecil peluang siswa-siswi dari SMA “gurem” tersebut masuk PTN.

Selain itu, jalur SNMPTN yang dianggap sebagai jalur murah untuk kalangan menengah ke bawah agar dapat mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi negeri kini semakin sempit. Realita ini diperparah dengan dihapusnya sistem SNMPTN tulis yang memungkinkan seluruh siswa beradu secara bebas dan lebih adil mengenai modal kemampuan yang dia miliki untuk masuk di sebuah PTN.

Saat ini, yang tersisa untuk jalur ujian tulis adalah jalur seleksi mandiri yang diadakan secara bersama-sama oleh beberapa PTN maupun secara individu oleh masing-masing PTN. Namun, perlu dicermati bahwa subsidi pemerintah untuk biaya kuliah di PTN yang sangat murah lebih terfokus pada jalur SNMPTN yang saat ini hanya terdapat jalur undangan. Sedangkan jalur masuk lain yang bersifat mandiri secara nyata memiliki biaya masuk yang melambung tinggi, bahkan bisa lima kali lebih mahal dari biaya kuliah lewat jalur SNMPTN. Lagi dan lagi, bagaimana dengan nasib siswa-siswi di SMA “gurem” yang mungkin lebih pintar dan layak masuk perguruan tinggi negeri?

Haruskah mereka terlempar dari jalur undangan dan beralih pada jalur mandiri yang notabenenya memiliki biaya masuk yang lebih mahal? Seyogiyanya fakta-fakta demikian dicermati sebagai upaya pemerataan peluang siswa-siswi di Indonesia untuk dapat menikmati kuliah di perguruan tinggi negeri dengan biaya terjangkau.(ap/****)

Tak Mau Disodomi, Dua Anak Punk Nekat Membunuh


Yogyakarta, Agung Post
Dua anak punk ditangkap aparat polisi Yogyakarta, karena diduga melakukan pembunuhan sadis. Mereka berulang kali menusuk korban dengan pisau lipat, hingga ujung pisau patah dan tertinggal di kepala korban.

Kedua pelaku adalah warga Kemiri, Purworejo, Jawa Tengah, bernama Heri Hermawan alias Jiwo (25) dan Alip Eko Saputro alias Frenki (19).

"Motifnya karena kesal dan sakit hati. Kedua pelaku akan disodomi oleh korban. Tetapi, keduanya berontak dan spontan bersama-sama melakukan pembunuhan terhadap korban," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Dodo Hendro Kusumo, belum lama ini.

Keduanya menikam korban, Agus Purwanto alias Cungkring (40), mengunakan pisau lipat. Sebanyak 17 luka di sekujur tubuh korban mulai dari punggung, leher, dan kepala.

"Pucuk pisau lipat patah dan masih menancak di tengkorak kepala korban. Tim medis tidak berani membedah karena keluarga korban tidak diketahui sampai saat ini. Korban sudah kita serahkan ke Dinas Sosial Kota Yogyakarta untuk dikebumikan," jelasnya.

Korban, lanjutnya, merupakan residivis kasus sodomi pada tahun 2003 silam. Kasus tersebut juga ditangani jajaran Polresta Yogyakarta saat itu.

"Menurut keterangan saksi-saksi, korban memiliki kelainan seks, dia suka melakukan sodomi terhadap anak-anak kecil," jelasnya.

Sementara menurut pengakuan kedua tersangka, mereka tidak ada niat untuk membunuh korban. Sebab, keduanya sebelum membunuh hanya diajak mengonsumsi minuman keras bersama.

"Hanya diajak mabuk bareng, terus dia (korban) malah mengunci pintu saat mabuk. Saat itu, dia mau menyodomi, celana saya sudah diturunkan, tetapi saya enggak mau," jelas Jiwo diamini Frenki.

Jiwo yang membawa pisau lipat milik Frenki kemudian menusuk korban berulang kali. Bukan hanya itu, Frenki pun turut memukul dan menusuk mengunakan pisau tersebut secara bergantian.

"Saya enggak tahu berapa kali menusuk. Setelah kejadian itu kita kunci dari luar mengunakan gembok dan pergi keluar Yogyakarta," ujar Jiwo.

Pembunuhan sadis tersebut terjadi di sebuah kios belakang Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, pada 19 November lalu.(okz/ap)

Siswi SMP & Siswa SMK Rekam Adegan Mesum di Kos


Palu, Agung Post
Foto dan video syur yang diperankan dua pelajar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, beredar melalui telefon genggam.

Pemeran pria sudah diperiksa oleh petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Palu, sedangkan pelaku perempuan saat ini masih dalam pencarian.

Pemeran pria, In (16), merupakan siswa sebuah SMK di Palu, sementara kekasihnya, Pr (14), merupakan pelajar SMP.

Wakil kepala sekolah tempat Pr menimba ilmu mengakui sudah melayangkan surat panggilan kepada orangtua remaja tersebut. Namun, sampai Sabtu (15-12) siang, tidak ada pihak keluarga yang memenuhi panggilan tersebut. Pihaknya masih menunggu niat baik keluarga untuk menyelesaikan masalah ini karena menyangkut nama sekolah.

Adegan hubungan intim layaknya suami istri itu diambil di sebuah kamar kos dan dilakukan pada siang hari. Polisi masih mendalami bagaimana rekaman dan foto adegan syur itu bisa beredar luas.(si/ap)

Ad Placement

Intermezzo

Travel

Teknologi