06/01/2017 - 07/01/2017 - AGUNG POST NEWS

29 Juni 2017

Ishak Mekki Hadiri Midang Bebuke


MIDANG. Suasana Midang di Kota Kayuagung, Kab- OKI yang disaksikan juga WakilGubernur Sumsel, H Ishak Mekki didampingi isteri Ny Hj tartila Ishak, dan Bupati OKI, H Iskandar didampingi isteri Ny Hj Linda Iskandar, selasa (27-06).

  MIDANG merupakan salah satu tradisi turun temurun yang dimiliki oleh masyarakat Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sejak abad ke-17 silam. Hingga kini budaya midang tersebut masih terus dilaksanakan terutama di saat memeriahkan hari raya idul fitri. Biasanya Midang digelar pada hari ketiga dan keempat idul fitri. Disaksikan seluruh masyarakat Kota Kayuagung bahkan para pejabat tinggi daerah, Midang menjadi khazanah budaya yang bernilai tontonan, tuntunan dan sejarah. Lantas, mengapa midang? Midang adalah pawai (karnaval) masyarakat Kayuagung berkeliling kota dengan menampilkan berbagai atribut dan kelengkapan. Ada yang berpasang-pasangan dengan menggunakan baju adat pengantin, ada pula yang berpakaian dengan tradisi pencak silat dan sebagainya. Biasanya, pawai atau midang ini selalu diiringi riuhnya musik seperti musik tradisional juga – tanjidor untuk menandai bahwa midang telah berjalan. Masing-masing ‘kontingen’ midang berasal dari berbagai kelurahan, desa dan bahkan dari masing-masing lingkungan yang ada di Kota Kayuagung. Dahulu kala, midang diikuti oleh masyarakat asli Kayuagung dengan julukan morgesiwe (sembilan marga). Sekarang, seiring kemajuan zaman, midang tak hanya diikuti oleh warga asli semata namun masyarakat datangan pun ikut serta memeriahkan midang tersebut. Konon, midang sendiri merupakan catatan kenangan atas perkawinan sepasang manusia berbeda status yang diwarnai dengan perbedaan status. Sang gadis berasal dari keluarga yang terpandang, sedangkan bujang atau laki-laki berasal dari keluarga miskin yang berkepribadian luhur. Lantaran berbeda status, pihak keluarga sang gadis meminta sejumlah syarat di antaranya, kereta hias menyerupai naga dan arak-arakan dari pihak pria. Persyaratan itu akhirnya dipenuhi keluarga pengantin laki-laki. Sejak itulah, midang menjadi tradisi bagi masyarakat “Bumi Bende Seguguk”. Ada dua bentuk Midang, yaitu Midang Begorok dan Midang Bebuke. Midang Begorok diadakan sebagai bagian dari suatu acara yang diadakan secara besar-besaran. Seperti pernikahan, sunatan dan acara lainnya. Sedangkan Midang Bebuke diadakan untuk memeriahkan Hari Raya Idul Fitri. Arak-arakan pengantin remaja ini diadakan pada hari ketiga dan keempat setelah Idul Fitri. Midang Bebuke memiliki nama lain Midang Morge Siwe (Sembilan Marga). Ini, dahulu kala, semua marga yang ada di wilayah Keresidenan Kayuagung turut serta meramaikan acara ini. Acara ini menjadi hiburan warga serta menjadi daya tarik wisatawan ke
Kayuagung berkat keramaian dan kentalnya budaya yang ditampilkan. Para pengantin muda diarak berjalan mengelilingi kota  Kayuagung. Arak- arakan midang juga melintasi rumah dinas Bupati OKI. Di sini, arak-arakan disambut Bupati OKI, H Iskandar SE, didampingi istri, Ny. Linda Iskandar. Namun untuk idul fitri tahun ini, 1438 H, suasana midang berbeda, karena dihadiri pula Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, H. Ishak Mekki dan istri, Ny. Hj.Tartila Ishak. Di sela-sela acara, kepada awak media, Wagub Ishak Mekki mengatakan, tradisi midang ini harus tetap terus dilestarikan karena budaya ini merupakan peninggalan nenek moyang terdahulu yang bernilai sejarah di. “Sebagai penerus, kita wajib untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal ini, jangan sampai hilang,” kata Ishak yang juga mantan Bupati OKI dua periode ini serius. Menurut catatan, tradisi midang ini tak hanya dikenal bagi masyarakat setempat, namun telah menyebar dan dikenal oleh masyarakat Sumsel secara umum dan bahkan telah tercatat sebagai salah satu agenda wisata nasional. (her-‘ap-news”).

Pilkada Sumsel Bakal seru, Ishak Mekki & Mawardi bersatu?




PERHELATAN akbar melalui arena Pilkada Sumsel 2018 nanti bakal seru, karena secara diam-diam selama ini H Mawardi Yahya mantan Bupati Ogan ilir dua periode akan ikut dalam bertarung bersaing dengan “seteru” lamanya H Ishak Mekki dan petarung-petarung lainnya seperti, Aswari, Giri,  Dodi Alex, Susno Duaji, Syahrial Oesman  dll. Keinginan untuk maju dalam pilkada mempere butkan kursi Gubernur Sumsel periode tahun 2018-2023 terungkap saat Irsyadi dan akiply Umar dari “ap-news” dan para wartawan, bersilaturahmi lebaran idulfitri 1438 h, siang tadi,  kamis,( 29-07), dikediaman pribadi H Mawardi, kawasan Musi II, Palembang.
Ketika ditanya bakal berpasangan dengan siapa? dengan serius wajah serius Mawadi mengatakan, inshaa’Allah dengan H Herman Deru sekarang sedang menjalani masa deal siapa 1-2, tuturnya. Tapi, tidak tertutup kemungkinan akan berpasangan dengan siapa saja, tegas H Mawardi, serius. Yang jelas rencana ini sudah lama kita bangun dan Alhamdulillah walaupun belum di ekspost secara terbuka di 17 kabupaten kota di sumsel sudah ada tim-tim yang kita bentuk. Insha’Allah dalam waktu dekat akan kita deklarasikan, tegasnya.  
Seandainya nanti tidak berpasangan dengan H Herman deru, tanya seorang wartawan, bakal berpasangan dengan siapa Pak? mendengar pertanyaan itu, mantan Ketua DPRD OKI-OI itu hanya tersenyum, dan justreru dia berkata, saya maju ini bukan untuk jor-jor ingin cari populeritas, tapi ingin jadi gubernur untuk mengabdi pada bangsa/daerah dan ingin berbuat lebih banya dan lebih luas lagi untuk rakyat, tandasnya seraya menutup jumpanya. (ak-ir-“ap-news”).

Ralat : Berhubungan ada kalimat yang terpenggal...sehingga terekspost, Seandainya nanti tidak berpasangan dengan H Herman deru, tanya seorang wartawan, berpasangan dengan siapa Pak?....seharusnya kalimat yang lengkap adalah:  Seandainya nanti tidak berpasangan dengan H Herman deru tanya seorang wartawan berpasangan dengan siapa Pak? mungkinkah dengan Ishak Mekki? mendengar pertanyaan itu,.....dst-dst......kepada pembaca mohon maaf terima kasih koreksinya...kealfaan telah diperbaiki...

25 Juni 2017

Selamat Idul Fitri 1438 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin



 Oleh: H. ISHAK MEKKI. (Wakil Gubernur Sumsel).

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Lailaha ilallahu wallahu akbar, walillahiihamd...”
SEBAGAI hari kemenangan bagi umat Islam, hari raya Idul Fitri senantiasa dinantikan. Selain penuh dengan mosaik ibadah, Idul Fitri bagi masyarakat kita juga disarati dengan berbagai tradisi yang konon di negeri Arab sendiri (sebagai muasal kelahiran agama Islam) tak mengenalnya. Dan, saya, baik atas nama pribadi, keluarga maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),
selalu berdoa untuk rakyat Sumsel sekalian, kiranya ibadah puasa yang telah kita laksanakan selama sebulan ini diterima oleh Allah Swt. Mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya agar kita dapat menjalankan ibadah puasa  kembali. Menyambut Idul Fitri, terlihat banyak kesibukan. Selain disibukkan membeli berbagai kebutuhan
menyambut hari raya itu dan acara-acara ritual lainnya, fenomena penting yang selalu terlihat adalah kesibukan umat Islam mengeluarkan zakat dan zakat fitrah.
Tentang zakat fitrah ini menurut ajaran agama Islam adalah ditujukan untuk membersihkan kekurangan-kekurangan yang mungkin dilakukan selama menjalankan ibadah puasa. Namun tujuan lainnya adalah agar umat Islam yang bersukaria merayakan hari kemenangan pada tanggal 1 Syawal itu tidak melupakan kaum fakir dan miskin. Membayar zakat dan fitrah maknanya agar umat Islam memiliki rasa setia kawan dan rasa keadilan terhadap sesama masyarakat sekitarnya. Mengenai zakat fitrah ini sebaiknya tidak usah kita kupas terlalu jauh. Sebab kita yakin kita semua telah mengetahuinya karena zakat fitrah ini merupakan salah satu dari rukun Islam. Demikian pula terhadap zakat-zakat lainnya seperti zakat mal dan zakat harta. Sesungguhnya setiap harta kaum muslimin tertitip sebagian harta kaum fakir miskin. Kalaulah belum
sampai nasabnya maka sebagian ulama masih juga mewajibkan membayar infaq atas harta itu, sebagai memenuhi rukun Islam membayar zakat. Demikian kiranya sekilas mengenai zakat. Idul Fitri memang merupakan hari istimewa yang mempunyai nilai lebih dari hari lainnya. Oleh karenanya, di hari itu pula kita diberi kesempatan untuk saling memaafkan guna menghapus segala dosa yang pernah kita lakukan. Bukan untuk bermewah-mewahan sebagaimana tradisi yang sering
dilakukan masyarakat kita dalam menyambut Idul Fitri tersebut. Tradisi berlebih-lebihan di hari lebaran terkadang dilakukan oleh masyarakat kita dengan cara yang justru tidak dianjurkan oleh ajaran agama kita. Banyak di antara masyarakat kita yang secara ekonomis tidak mampu, tetapi selalu memaksakan diri untuk melaksanakan tradisi seperti yang disebutkan di atas. Untuk itu pula di kesempatan ini, kepada kaum muslimin muslimat dalam menyambut Idul Fitri ini
hendaknya mampu menahan diri dari segala godaan seperti mampunya kita menahan hawa nafsu dan godaan selama bulan Ramadan.
Akhirnya, sekali lagi, baik atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Provinsi Sumsel, saya mengucapkan “Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Taqobalallahu minna waminkum.*****

23 Juni 2017

Ishak – Harno Letakkan Batu Musala Al-Wahab



MUSALA. Wagub Sumsel, H. Ishak Mekki, disaksikan Walikota Palembang, H. Harnojoyo dan pejabat lainnya secara simbolik meletakkan batu pertama pembangunan Musala Al-Wahab yang terletak di Jalan Puding, RT 20, 20 Ilir III, Palembang, Minggu kemarin.

WAKILl Gubernur (Wagub) Sumsel, H. Ishak Mekki didampingi Walikota Palembang, H Harnojoyo, Minggu (180617), kemarin. secara simbolik meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Musala Al-Wahab yang terletak di Jalan Puding, RT 20, Kelurahan 20 Ilir III, Palembang. Musala Al-Wahab, menurut Ketua Pembangunannya, Ahmad Fauzi Wahab, merupakan musala yang diinisiasi oleh keluarganya guna menjalankan amanat orang tuanya, A. Wahab. Musala terletak di tanah wakaf keluarganya yang tak jauh dari kediamannya. “Kami bersyukur kepada Allah Swt dan berterima kasih kepada Wagub Sumsel Pak Ishak Mekki yang hadir bersama Walikota Palembang, Pak Harnojoyo, yang secara simbolik telah berkenan mengawali pembangunan musala ini,” kata Ahmad Fauzi disaksikan warga setempat.
Menurutnya, musala tersebut merupakan dasar untuk ke depannya diproyeksikan sebagai mesjid. Apalagi tanah yang diperuntukkan pembangunan musala tersebut cukup luas. “Insya Allah, kelak setelah terwujud musala, secara bertahap akan ditingkatkan menjadi mesjid,” ungkap Ahmad Fauzi. Wagub Sumsel, Ishak Mekki dalam sambutannya menyatakan rasa bangganya kepada keluarga Ahmad Fauzi dengan inisiatifnya mewakafkan tanah untuk dibangunkan musala. Apalagi musala tersebut direncanakan untuk ditingkatkan menjadi mesjid di masa mendatang.“Bukankah telah menjadi tugas kita semua sebagai umat Islam untuk memakmurkan mesjid. Untuk itu pula saya mengajak kita semua untuk secara bahu membahu menyelesaikan pembangunan rumah ibadat ini,” ungkapnya. Membantu pembangunan mesjid atau rumah ibadat lainnya seperti musala, lanjut Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel ini, merupakan salah satu bagian dari program Pemprov Sumsel yang dimulainya sejak dia menjabat sebagai Wakil Gubernur mendampingi Gubernur Alex Noerdin.
“Itulah sebabnya, salah satu cara untuk mengetahui berbagai keperluan rumah-rumah ibadat, baik mesjid maupun musala, dia senantiasa melaksanakan safari dari mesjid ke mesjid di setiap Jumat, selain untuk bersilaturahmi dengan jemaah dan warga setempat,” tambahnya.
Di kesempatan itu, selain Wagub yang mengawali peletakan batu, disusul pula Walikota, Harno yang turut meletakkan batu secara simbolik sebagai tanda dimulainya pembangunan Musala Al-Wahab. (her-“ap-news”)

19 Juni 2017

Tol "Jebol" Palindra, Kapan Uji Coba?



salah satu bagian TOL Palindra yang jebol

HARI ini, Senin, (19-06) rencananya Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Sumatera Selatan, akan di uji cobakan. Atas rencana ini disambut gembira para pengendara di Sumatera selatan bahkan  saking  gembiranya pemilik kendaraan pribadi dari beberapa kota di Sumsel seperti dari, kota Kayuagung OKI, kota Prabumulih, Lubuk Linggau, Muaraenim, Baturaja yang duhubungi “ap-news”  mengatakan, akan berkunjung ke Palembang guna ingin merasakan bagaimana nyamannya melewati  TOL yang selama ini hanya ada di Pulau jawa saja.
Seperti kata Dahri dari Muaraenim, keluarga saya sangat gembira mendengar Tol akan dibuka hari ini, namun sangat kecewa ketika mendengar kabar jalan dambaan masyarakat Sumsel (Tol Palindra) ada bagian yan jebol bahkan kita ngeri juga untuk melewatinya, tandas Dahri. Hal senada juga dikatan oleh Rif’at Ahmedi dari kota Lubuk Linggau, kecewa dech mendengar Tol Palindara ada bagian yang jebol, sementara saya dan anak-anak ingin ke Palembang lewat Tol tersebut, semoga dalam waktu dekat Tol Palindra bisa dinikmati. Lain lagi dengan hmsabar yang rumahnya tidak jauh dari pintu Tol Palindra, Indralaya, sangat kecewa bahkan kita berharap Pak Presiden harus segera turun  meninjau TOL jebol itu, guna menindak lanjuti mengapa? sebelum uji coba kondisinya sudah rusak/ambruk, dan bagaimana dengan  konstruksi bagian-bagian plyover Tol itu lainnya, karena belum apa-apa sudah menakutkan. Namun, kita tetap berharap Tol  kebanggan masyarakat sumsel ini cepat beroperasi dengan aman bagi pengendara yang melewatinya.
Mudah-mudahan jalan Tol Palindra dambaan bertahun-tahun warga sumsel ini kondisinya kedepan lebih baik, sehingga tidak mengecewakan rakyat, tutur Hamzah di Baturaja. Sedangkan menurut Amrul di Prabumulih, menuturkan sangat kecewa sekali atas jebolnya bagian Tol Palindra, karena belum sempat di uji coba saja sudah jebol, pemerintah perlu mempertanyakan bagaimana kostruksi secara keseluruhan jalan TOL Palindra itu, karena jangan sampai jalan kebanggaan itu kedepan menjadi lobang kecelakaan yang akan menciderai masyarakat  pemakainya.
Semoga ambrolnya beberapa bagian TOL Palindara sebelum uji coba ini, akan menjadi bahan kajian / uji ulang bagi pemerintah terhadap kostruksinya. Sehingga, keberadaan Tol Palindara benar-benar bermanfaat dan membawa nikmat  bagi semua umat, tutur hmsabar warga Ogan Ilir penuh harap. (tima”ap-news”).      
   

Ad Placement

Intermezzo

Travel

Teknologi