Representasi Perempuan Dalam Media - AGUNG POST NEWS

09 Oktober 2025

Representasi Perempuan Dalam Media

Oleh 
M.Rizky Syahrer Syahputtra dan Isnawijayani
Mahasiswa dan Gurubesar ilmu Komunikasi Universitas BinaDarma

Citra perempuan hingga saat ini tetap berkisar pada wilayah subordinatnya. Masyarakat memaknai eksistensi perempuan masih  pada wilayah realitas fisik perempuan  saja.   Begitupun dalam keseharian kehidupan kita yang diberondong oleh produk-produk yang diarahkan terhadap kaum perempuan sebagai target media terbesar.  Sebab media-media patriarki berpikir bahwa iklan atau tayangan-tayangan televisi lainnya akan terasa hambar dan kehilangan segi estetikanya bila tidak menyisipkan objek perempuan. Seakan-akan perempuan sangat dituntut untuk menjadi seorang perempuan modern berparadigma feminis
Dari tahun ke tahun stereotip perempuan terus dicap sebagai hal yang negatif dan menjadi objek seksual contohnya seperti di iklan televisi,perfilman,dan hingga saat ini dengan beredarnya konten konten dalam media sosial,atas semua yang telah terjadi posisi mereka jadi dianggap  remeh dan dianggap lemah, bagi sebagian komunitas sosial, sehingga menimbulkan efek buruk bagi mereka dalam kehidupan,yang padahal martabat mereka itu juga begitu penting 
            Hal inilah yang kemudian membuat pihak wanita menjadi pihak yang dirugikan dalam banyak hal. Dengan adanya sistem patriarki banyak wanita yang tidak mendapatkan hak nya sebagai wanita, banyak wanita yang tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan. Banyak penindasan dan juga kekerasan yang terjadi akibat hal ini, pria merasa memiliki hak superior di atas wanita yang berhak untuk melakukan perbuatan tidak adil, karena memang sudah sedari dulu, patriarki tidak pernah hilang dan terus turun menurun ke generasi selanjutnya. Wanita dianggap tidak memiliki hak untuk dirinya sendiri.
Seperti contoh, dalam kasus pelecehan seksual seringkali kita menjumpai wanita yang disalahkan dalam hal tersebut. Terlebih di forum-forum media sosial, tidak sedikit pihak laki-laki yang malah menyalahkan cara berpakaian perempuan. Bukankah kita memiliki hak bebas? Bebas berbicara, bebas berpendapat, bebas mengekspresikan diri dan tentunya bebas berpakaian. Lalu hal kecil seperti pemilihan ketua kelas dalam lingkup sekolah, selalu saja Laki-laki yang diberi kesempatan pertama dalam pemilihan. Kenapa tidak disetarakan saja? Toh entah perempuan atau laki-laki sama saja.


            Terlebih peran Media yang mustinya dapat menyokong pergerakan Feminisme malah berbalik dan membuat kemunduran. Hal ini dapat kita lihat bagaimana Televisi menggambarkan sosok Perempuan. Seringkali Kita temui dalam Iklan, Sinetron, bahkan Acara keagamaan yang disiarkan di Televisi memposisikan Perempuan sebagai Objek yang dapat di Eksploitasi. Kemudian dengan kekuatan Media yang menyebar dengan Cepat dan Efektif hal ini menimbulkan Stigma dan Stereotype yang Buruk dan Lemah mengenai Perempuan.
           Dengan demikian, dapat disimpulkan meskipun sudah banyak pergerakan Wanita-wanita hebat yang berperan dalam memberantas budaya Patriarki ini, tetap saja masih banyak pemikiran-pemikiran yang tersisa dan tumbuh dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, kita sebagai penerus bangsa, baik Laki-laki ataupun Perempuan sebaiknya menanamkan pola pikir kesetaraan gender dan menanamkan ke generasi yang akan datang agar hal-hal meresahkan seperti diatas tidak akan terulang di masa depan. 
           


      

       

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda